Selasa, 13 Desember 2011

My Cerpen


Buah Keteguhan Iman
Ketika terjadi perang antara kaum muslimin melawan tentara romawi, tiga bersaudara dari negeri Syam (Syiria) menjadi tentara islam yang tertawan. Merekapun diahadapkan kepada raja Roma yang terkenal kejam.
“Jika kalian mau mengikuti agamaku dan menjadi tentaraku, kalian akan kuberi kedudukan yang tinggi dan akan kukawinkan dengan putriku yang cantik,” kata Raja Roma.
Namun tawaran dari sang raja yang menyenangkan itu itu ditolak oleh tiga bersaudara itu dengan tegas.
“Kami tidak akan menjual kami hanya dengan harta dan kedudukan apalagi sekedar wanita cantik yang tidaklah kekal di dunia ini.”
“Hemmm, kalian kerasa kepala juga,” sergah Raja karena merasa diremehkan.
Raja pun naik pitam. Kemudian ia memerintahkan prajuritnya untuk memanaskan minyak dalam kuali baja yang sangat besar.
Hal itu untuk meruntuhkan mental keimanan ketiga prajurit islam itu. Hari pertama dipanggilnya si sulung untuk diinterogasi.
“Bagaimana? Kau melihat sendiri bet sejati itu.apa panasnya minyak dalam kuali itu? Sanggupkah kalian merasakan panasnya?” Tanya Raja.
“Kami lebih baik mati daripada menjadi pengkhianat dan murtad dari agama Islam!” jawab si sulung.
“kurang ajar!” bentak Raja.
Demikianlah, Si Sulung tetap teguh dengan pendirirannya, ia tak ingin berpaling dari islam dan tetap sebagai umat Nabi Muhammad SAW.
Raja menjadi sangat murka mendengar jawaban pemuda itu, kemudian memerintahkan prajuritnya agar memasukkan pemuda itu ke dalam kuali yang berisi minyak panas mendidih, maka Syahidlah pejuang sejati ini.
Kebiadaban raja ini juga terjadi pada pemuda kedua, yang juga syahid menyusul kakaknya.
Ketika tiba giliran si bungsu, Panglima Perang berbisik kepada raja.
“Ampun Baginda,sepertinya kita never will success untuk meruntuhkan keimanan pemuda ini dengan cara kekerasan. Serahkan pemuda ini kepada hamba. Let me menggunakan cara yang halus untuk membujuknya, I will  buat dia berpaling dari agamanya.”
“Bagaimana caranya?” Tanya raja
“Seorang pemuda biasanya akan tergoda oleh wanita. Biarkan putriku yang merayu dan membujuknya,” jawab panglima perang.
“hahahaha, kamu benar juga. Baiklah, kau kuberi waktu 40 hari untuk melakukan itu, jika engkau tidak berhasil, bawa dia kembali kesini. Kita bereskan saja pemuda hina ini.” Kata raja.
Maka, si pemuda pun dibawa oleh panglima pulang ke rumahnya. Putrinya yang cantik diminta untuk membujuknya. Namun, ternyata rayuan dan bujukan wanita cantik tak mampu menggoyahkan iman pemuda itu.
Selama di rumah Panglima tersebut, pemuda itu selalu berpuasa dan pada malam harinya ia melakukan shalat tahajjud. Karena usaha panglima dan putrinya tak berhasil, sampai-sampai mereka kehabisan akal.
“Pemuda itu telah kehilangan kedua saudaranya. Penolakannya ini barangkali karena selalu teringat kedua kakaknya,” kata putri itu pada ayahnya.
“Mungkin benar apa yang engkau katakan ,anakku.”
“Tapi aku tidak berputus asa, Ayah. Mintalah perpanjangan waktu kepada baginda raja, akan kubawa dia ke suatu tempat unutuk membujuknya.”
Baginda raja menyetujui perpanjangan waktu itu. Berbagai cara telah dilakukan, namun keimanan pemuda itu tidak tergoyahkan malah semakin meningkat.
Pada siang hari pemuda itu berpuasa dan pada malam harinya istiqamah mendirikan shalat tahajjud dengan khusyuk. Teryata, hal ini membuat si puteri terkagum-kagum.
“Selama masa penawanan ini, engkau benar-benar teguh dalam memegang keyakinanmu. Engkau juga masih bisa menjalankan ritual agamamu dengan terus-menerus. Maka, mulai saat ini kuputuskan untuk mengikutimu, termasuk agamamu.” Kata si putrid
“Aku adalah tawanan perang dan engkau seorang putri panglima. Sungguh, apabila kau mengikutiku, keselamatanmu akan terancam,” kata pemuda dengan setengah terkejut.
“Aku tidak perduli  apapun yang akan terjadi padaku. Kita bisa lari ke negerimu.”
Setelah mempersiapkan semuanya, akhirnya dua orang ini melarikan diri dengan menunggang kuda.
Pada malam hari mereka meneruskan perjalanan dan pada siang hari mereka bersembunyi untuk menghindari pengejaran pasukan raja.
Suatu malam, ketika mereka meneruskan perjalanannya, mereka mendengar suara derap kaki kuda mengikuti. Tetapa, pemuda itu malah menghentikan lari kudanya.
“Aku mendengar suara derap kaki kuda di  belakang kita. Aku yakin mereka adalah saudara-saudaraku.”
“Tapi, bukankah dua saudaramu itu telah meninggal dibunuh raja?
“Benar, tapi aku yakin sekali mereka adalah saudaraku.”
Apa yang dikatakan pemuda itu memang benar. Dua kakaknya yang telah mati syahid itu tiba-tiba muncul, mendekat menyampaikan salam bersama malaikat yang mengantarnya. “bagaimana kakak berdua begitu tahan merima siksaan dari raja biadab itu? Tanya pemuda kepada saudaranya.
“Siksaan di dunia ini hanyalah sementara. Setelah kami di bunuh, malaikat pun langsung dating dan membawa kami ke surga,” jawab mereka.
“Dan sekarang, apa maksud kedatangan kakak berdua menemuiku?”
“Kami hanya ingin menyaksikan pernikahanmu dengan gadis, yang insya Allah Shalihah ini.”
Setelah menikahkan adiknya dan memberikan ucapan selamat, dengan izin Allah SWT kedua kakak ini pun kembali ke surga. Sementara sang adik bersama istri barunya itu meneruskan perjalanan hingga ke negeri Syam untuk membina rumah tangga mereka disana. Kebahagiaan meliputi mereka berkat keimanan keduanya yang teguh.


Pagi itu aku bersiap-siap untuk kembali ke asrama, setelah sekitar seminggu aku meninggalkan asrama dan kampus. Yaaa, waktu itu memang ada acara STQ tingkat Propinsi Kal-Sel di Kandangan, dari setiap kabupaten mengirimkan perwakilan untuk setiap cabang lomba. rasa rindu membujukku untuk segera kembali ke asrama, walaupun teman-teman memberikan saran agar tidak pulang dulu. Tapi itulah diriku, kalau sudah berkehendak dan bertekad sulit dihalangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar